Oleh: fajrialkautsar | Januari 23, 2009

Perjuangan untuk kejujuran…

Alhamdulillah akhirnya setelah tertunda sekian lama, hari ini (22/1) saya berangkat ke Polres Metro Tangerang untuk membuat SIM C. Di jalan, saya mampir sejenak untuk memfotokopi KTP sebanyak 5 lembar. Kira-kira Dua tahun yang lalu saya pernah mencoba membuat SIM C sesuai prosedur yang berlaku, namun belum berhasil karena gagal saat tes praktek yang kedua. Karena saya sudah pernah mencoba sebelumnya, saya langsung saja mencari dan mempersiapkan berkas sbb:

1. Surat Keterangan Sehat

Surat ini (selanjutnya kita sebut saja sebagai surat dokter) dapat dibawa dari dokter sendiri atau diperoleh dari dokter yang ada di Polres Metro Tangerang. Saat saya masuk ke dalam Komplek Polres dan mencari tempat dimana saya dulu mendapatkan Surat tersebut, saya terperanjat karena ternyata tempat itu sekarang telah menjadi kantor Divisi Sidik Jari. Karena sebelumnya saya melewati ruangan bertuliskan “Poliklinik”, saya pikir disitulah tempatnya. Saat bertanya kepada bapak Polisi yang ada disana, dia menyarankan saya untuk menemui dokter yang merupakan temannya, bukan disitu tapi di depan. Hmm, Didepan?

Saat saya lihat ke depan, ternyata tidak ada Poliklinik lain di dalam Komplek! Ternyata saya harus meminta Surat tersebut ke dokter yang ada di luar komplek, tepatnya disebelah Polres.

Lokasi Polres Metro Tangerang

Lokasi Polres Metro Tangerang

Surat keterangan sehat pun didapat dengan membayar Rp.20.000,-, namun saya ingat bahwa 2 tahun yang lalu saya sempat mengikuti tes mata, namun kali ini saya tidak di tes apapun (hebat juga dokter itu). Di ruang dokter saya diminta untuk melampirkan 1 lembar fotokopi KTP yang kemudian di staples bersama dengan surat dokternya. Selanjutnya saya segera masuk ke dalam dan bergegas ke Loket Asuransi untuk membayar….

2. Asuransi

Sebelum bayar isi Formulir Kuning

Sebelum bayar isi Formulir Kuning

Setelah mengisi dan membayar, diberikan Tanda Terima.

Setelah mengisi dan membayar, diberikan Tanda Terima.

Di loket Asuransi saya diberikan formulir berwarna kuning untuk diisi, kemudian membayar Rp. 15.000,- serta menyerahkan 1 lembar fotokopi KTP, dan tak lama kemudian diberikan Tanda Terima. Setelah itu, disebelah loket Asuransi ada loket untuk…

3. Pembayaran Bank

Di loket ini saya langsung diminta untuk menyerahkan 1 lembar Fotokopi KTP, setelah itu membayar Rp. 75.000,- untuk biaya administrasi (atau Rp. 60.000,- untuk perpanjangan SIM). Setelah membayar, oleh petugas loket akan diberikan selembar tanda terima pembayaran & 1 lembar formulir pendaftaran yang harus diisi. Tanda terima ini memiliki rangkapan, jadi sebaiknya bawalah ballpoint biasa (jangan yang Gel). Lembar pendaftarannya juga dicetak bolak-balik, jadi cek terlebih dahulu sebelum diisi. Contoh untuk mengisi lembar pendaftaran dapat dilihat di meja-meja coklat yang berjajar di dekat deretan kursi-kursi tunggu.

Anehnya, dalam formulir tersebut terdapat tempat dimana kita harus memberikan cap ibu Jari (saya lupa apakah kanan/kiri), tapi tidak diminta oleh petugas. (Hmmm… padahal 2 tahun yang lalu ada tempat di dalam area pengurusan SIM untuk cap jari, semua jari pula) apakah mungkin prosedur ini dihilangkan, saya tak mengetahuinya secara pasti. Bukankah sidik jari penting sekali jika harus mencari orang hilang atau dalam penyelidikan suatu perkara? Tanpa membuang waktu lagi, sayapun bergegas ke…

4. Loket Pendaftaran Sim Baru

Di loket tersebut, saya menyerahkan semua berkas yang telah diisi dan tidak lupa KTP asli & dua lembar fotokopi KTP. Petugas kemudian langsung mengembalikan KTP asli dan tanda terima asuransi (rangkapnya diambil oleh petugas). Tak lama kemudian saya dipanggil ke loket dan diberikan tanda terima pembayaran bank yang telah distaples dengan fotokopi KTP. Dengan jantung berdegup kencang, saya masuk ke dalam ruangan tes teori untuk mengikuti…

5. Tes Teori

Di dalam, cukup ramai juga yang hendak mengikuti tes teori, kurang lebih setengah ruangan tersebut telah terisi. Saat masuk saya harus ke depan untuk melapor kepada petugas serta menyerahkan dokumen yang saya terima dari loket sebelumnya. Di dalam ruangan ada 2 orang petugas yang dengan ramahnya menjelaskan prosedur tes. Ada yang bilang kalau di dalam tes teori petugas memberikan jawaban, namun dalam tes yang saya ikuti semuanya sesuai prosedur. Kemudian petugas membagikan soal, lembar jawaban dan dokumen yang tadi kita berikan lengkap dengan nomor pendaftaran.

Waktu tes 30 menit dengan 30 Soal yang harus dijawab, berupa pilihan ganda A/B/C. Untuk dapat lulus tes, anda harus benar minimal 18 dari 30 soal (artinya lulus dengan nilai minimal, 60). Soal tesnya ada beberapa seri, jadi bagi yang ingin mencontek teman sebelah silahkan dipikir lagi..hehehe..

Ternyata tes teorinya sulit juga, namun berhubung tes teori 2 tahun lalu saya lulus, maka terbersit keyakinan dalam diri bahwa saya bisa lolos. Sebelum 30, menit ada beberapa orang sudah maju untuk diperiksa petugas. Koreksi dilakukan dengan jujur dan apa adanya, dimana terdapat template untuk mengoreksi soal. Hasilnya? Ternyata banyak sekali yang tidak lulus. Saat sedang mengantri untuk dikoreksi, saya bertanya kepada salah satu petugas: “Kalau seandainya tidak lulus tes, dimana saya dapat belajar peraturan lalu-lintas?”. Dengan ramah petugas tersebut menyarankan untuk membeli buku perundang-undangan di Gramedia. Saat dikoreksi, hasilnya ternyata saya BELUM LULUUUS….

Petugas memberi tahu, dalam satu minggu saya dapat mengulang test hanya dengan menunjukkan dokumen yang tadi telah diberi nomor pendaftaran. Sambil tersenyum saya keluar dari ruangan. Ternyata ada beberapa orang yang berhasil lolos dari tes tertulis dan dapat segera menjalani tes praktek. Berhubung tes Praktek dulu saya gagal 2 kali, sayapun bertekad untuk mengukur medan tes praktek yang tidak mudah itu. Saya bertekad untuk lulus….

6. Tes Praktek

Saat hendak mengukur medan tes praktek SIM C, saya dihampiri oleh seorang bapak yang bertanya tentang tes teori yang saya jalani. Bapak tersebut sedang mengantar anaknya untuk tes SIM A & SIM C. Sambil menunggu anaknya keluar dari ruangan tes kami pun terlibat dalam obrolan hangat. Ternyata bapak tersebut mengajarkan anaknya untuk mendapatkan SIM dengan cara yang Jujur (hebat sekali, saya sangat kagum dengan bapak ini), sebuah hal yang sulit didapat saat ini. Zaman sekarang sudah sulit untuk mencari bapak seperti ini. Saya kaget juga saat anaknya keluar dengan memberikan hasil yang menggembirakan. Wah, rasa malu sempat menghampiri saya saat itu, mengingat anaknya masih lebih muda dari saya..

Sebenarnya saya berniat untuk memdokumentasikan area tes praktek tersebut, tapi oleh seorang bapak-bapak yang menjual koran, saya disarankan untuk bertanya terlebih dahulu kepada petugas yang berwenang. Benar saja, ternyata saya tidak diperbolehkan melakukannya. Saat saya tanyakan sebabnya, mereka malah membentak saya! Takut apa sih mereka, dalam hati saya bertanya? Kenapa malah berkelakuan seperti sok berkuasa? Yah, paling tidak saya diperbolehkan oleh petugas untuk mengukur lapangannya.

Semoga gambar dibawah dapat membantu dalam mengenali medan ujian praktek pembuatan SIM C, khususnya di Polres Tangerang.

Gambaran 3D Trek Ujian Praktek SIM C Polres Tangerang

Gambaran 3D Trek Ujian Praktek SIM C Polres Tangerang

Rincian Trek Ujian Praktek SIM C Polres Tangerang

Rincian Trek Ujian Praktek SIM C Polres Tangerang

Sangat disayangkan, saat tes praktek dilakukan, anak yang tadi masih belum bisa lulus kedua tes praktek SIM A & SIM C. Saya senang sekali melihat sesama generasi muda yang mau berusaha bertindak jujur, termasuk dalam memperoleh SIM. Menyesal sekali, berhubung sudah terburu-buru ingin membeli buku aturan lalu-lintas yang diceritakan oleh polisi tadi, saya tidak sempat menanyakan nama bapak yang mengantar anaknya itu.

Dengan semangat, saya menuju ke toko buku Gramedia di Mall WTC Matahari di Serpong. Saat bertanya kepada salah satu karyawaannya, saya diberitahu bahwa buku tersebut ada di pesta buku Gramedia di lantai yang sama (01-31 Januari 2009). Setibanya di tempat pameran, saya langsung meminta tolong untuk dicarikan buku yang dimaksud. Tidak lama menunggu, buku tersebut telah ada ditangan dan langsung saya bayar dikasir. Ternyata buku tersebut sedang di diskon 10%, sehingga saya hanya perlu membayar Rp.18.000,- saja….

Buku yang saya dapatkan

Buku yang saya dapatkan

Penerbit Buku Tersebut

Penerbit Buku Tersebut

Bonus Poster Rambu-rambu Lalu-lintas

Bonus Poster Rambu-rambu Lalu-lintas

Sesampainya dirumah, saya menemukan website Dirjen Lalu-lintas Polda Metro Jaya, yang berisi panduan rambu-rambu lalu-lintas. Bagi yang suka online dapat belajar di Website Dirjen Lantas Polri. Informasi Rambu-rambunya cukup lengkap namun sayang sekali prosedur pembuatan sim dan lain-lain kurang dijelaskan secara detail.

Dari semua yang telah saya jabarkan, dapat ditarik kesimpulan sbb:

(+) Sim dapat diurus tanpa hambatan yang berarti dari petugas
(+) Masih ada polisi jujur dan baik didalam tubuh Dirjen Lalu-lintas Tangerang
(+) Kalau mau jujur, jalannya selalu ada.

(-) Calo-calo masih bertebaran dan tidak memiliki rasa malu sama sekali
(-) Cukup banyak oknum polisi yang masih menawarkan “Bantuan”
(-) Tes praktek sangat sulit
(-) Saat sesi Pemotretan, giliran kita nampaknya akan ditunda oleh orang-orang yang pakai calo dan “mau cepat”.

11 hal yang harus dipersiapkan sebelumnya:
1. Pengetahuan tentang prosedur dan peraturan lalu-lintas
2. KTP Asli dan masih berlaku
3. Fotokopi KTP 5 lembar
4. Surat keterangan sehat dari dokter ( bisa dibuat di luar jika mau, tapi sebelumnya tanyakan terlebih dahulu, apakah surat keterangannya dapat digunakan untuk buat SIM)
5. ballpoint biasa (berwarna biru lebih baik)
6. Paper Clip / Staples
7. Kertas untuk mencatat
8. Buku panduan pembuatan SIM (tujuannya jelas, supaya anda tidak diperdaya oleh mereka)
9. Biaya administrasi (tidak lebih dari Rp.200.000,- dan membantu niatan untuk tidak pakai Calo)
10. Niat Jujur & Mental kuat
11. Doa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Nah, Selamat mencoba & berjuang. Kalau ingin mengubah nasib bangsa harus dari diri sendiri, jangan takut untuk ikut prosedur, banyak yang seperti anda diluar sana. Dan jangan lupa, doakan saya agar berhasil di kesempatan berikut. Amien.

Ditulis oleh Fajri Al Kautsar

Diedit oleh Lukman Septaekwara

Oleh: hahcreative | Desember 13, 2008

In Construction…

Blog ini masih dalam proses pembuatan, mohon maaf atas gangguannya.

This Blog is still under construction, we are sorry for the inconvenience …

Warm Regards.

hAh Creative Production

Kategori